Monday, 1 October 2012

PORTOFOLIO : RESIKO



RESIKO

Resiko Return Realisasi
            Hanya menghitung return saja untuk suatu investasi tidaklah cukup.  Risiko dari investasi tidaklah cukup.  Risiko dari investasi juga perlu diperhitungkan.  Return dan resiko merupakan dua hal yang tidak terpisah, karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade off dari kedua factor ini.  Return dan resiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar resiko yang harus ditanggung, semakin besar return yang harus di kompensasikan.  Resiko sering dihubungkan penyimpangan atau deviasi dari utcome yang diterima dengan yang diekspektasi.

            Untuk lebih memahami konsep tersebut, misalkan kita menghadapi dua kesempatan investasi sebagai berikut :
Investasi A
Investasi B
Probalitas
Return
Probabilitas
Return
0,30
0,40
0,30
0,15
0,20
0,25
0,20
0,60
0,20
0,15
0,20
0,25
 
Apabila digunakan return ekspektasi, maka akan diperoleh:
 E(RA) = 0,20
 E(RB) = 0,20

Meskipun diperoleh nilai expected return yang sama, tetapi kalau kita amati nampak bahwa probabilitas investasi A untuk memperoleh return yang menyimpang dan E(RA) adalah 0,60 (0,30 + 0,30), sedangkan untuk investasi B, probalitas memperoleh return yang menyimpang E(RB) adalah 0,40 (0,20 + 0,20).

Dengan demikian kita dapat mengetahui bahwa risiko A lebih besar daripada B.  Untuk mengetahui ukuran risiko ini digunakanlah ukuran penyebaran distribusi. 
Ukuran penyebaran ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh kemungkinan nilai yang akan kita peroleh menyimpang dari nilai yang diharapkan.  Ukuran ini bisa dipergunakan sebagai ukuran resiko. Statistik menyediakan ukuran ini yang disebut sebagai deviasi standart ( σ ). Atau  Variance ( σ2 ) .
σA2 = 0,30 (0,15 – 0,20)2 + 0,40 (0,20 – 0,20)2 + 0,30 (0,25 – 0,20)2
    = 0,0015
σA  = 0,0387

Untuk investasi B         
 σB2 = 0,20 (0,15 – 0,20)2 + 0,60 (0,20 – 0,20)2 + 0,20 (0,25 – 0,20)2
       = 0,0010
 σB  = 0,0316

Terbukti bahwa  σA > σB, Karena E(RA) = E(RB), maka pemodal tentunya akan memilih investasi B

Resiko sebagai variabilitas return terhadap return yang diharapkan (Van Hoerne dan Wachowucs)Jr (1992)
Untuk resiko realisai yang banyak digunakan untuk mngukur resiko ini adalah deviasi standar (standar deviation) yang mengukur obsolut penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai rata-ratanya (sebagai nilai yang diekspektasi)

Contoh :

Periode
Hrg Saham (Pr)
Deviden (Dr)
Return (Rr)
Rata Return
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1750
1755
1790
1810
2010
1905
1920
1935
100
100
100
150
150
200
200
200
-
0,060
0,077
0,095
0,193
0,047
0,113
0,112
-
0,09957
0,09957
0,09957
0,09957
0,09957
0,09957
0,09957

SD = 0,0452

Resiko portofolio adalah varian return sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut.
Risiko yang dapat diversifikasi.  Bagian dari risiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk potofolio.  Istilah lain dari resiko ini adalah risiko perusahan  atau risiko spesifik  atau risiko yang tidak sistematik. Contoh : pemogokan buruh, tuntutan oleh pihak lain, penelitian yang tidak berhasil dsbnya

Risiko yang tidak dapat diversifikasi. Bagian dari risiko sekuritas yang tidak dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio.  Istilah lain dari risiko ini adalah risiko pasar atau risiko umum atau risiko sistematik. Contoh: Inflasi dan resisi

Resiko Total (Resiko dapat di diversifikasi + Risiko tak dapat didiversifikasi)
                        (Risiko perusahaan + Risiko pasar)
                        (Risiko tidak sistematis + Risiko sistematis)
                        (Risiko spesifik + Risiko Umum)

Diversifikasi
Resiko yang dapat di diversifikasi adalah (resiko perusahaan, tidak sistematis, resiko spesifik)

Cara melakukan diversifikasi dengan cara :
  • Diversifikasi dengan banyak aktiva
  • Mengikuti hukum statistic bahwa semakin besar ukuran sample, semakin dekat nilai rata-rata sample dengan nilai ekspektasi dari populasi.



Diversifikasi secara random
Diversifikasi secara random merupakan pembentukan portofolio dengan memilih sekuritas-sekuritas secara acak tanpa memperhatikan karakteristik dari investasi yang relevan seperti misalnya return dari sekuritas itu sendiri. Investor hanya memilih sekuritas secara acak.

Diversifikasi secara Markowitz
Semakin banyak sekuritas yang dimasukkan ke dalam portofolio, semakin kecil resiko portofolio.

Beta
Beta adalah pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio relative terhadap risiko pasar.

Beta histories dapat dihitung dengan menggunakan :
  • Data histories berupa data pasar (return-return sekuritas dan return pasar)
  • Data akuntansi (laba-laba perusahaan dan laba indeks)
  • Data fundamental

Beta pasar dapat diestimasi degan mengumpulkan nilai-nilai histories return dari sekuirtas dan return dari pasar selama periode tertentu :

Return Saham A
Return Pasar
7,5%
8,0%
9,0%
10,0%
10,5%
11,5%
11,0%
12,0%
12,0%
14,0%
4,0%
4,5%
4,5%
5,5%
6,0%
7,0%
6,0%
6,5%
7,5%
8,0%

Secara manual. Beta Sekuritas A dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
Buat diagram tersebar (scatter diagram) yang menunjukkan titik-titik hubungan antara return sekuritas A dengan return pasar.
Tarik garis lurus yang paling mendekati dengan semua titik-titik hubungan .
Beta histories untuk sekuritas A dapat dihitung (Beta) 1,50

Secara regresi (beta) 1,432415
Dengan rumus : (beta) 1,434515




Return Saham A
Return Pasar
(Ra-RA)-(Rm-RM)
Rm – Rm
7,5%
8,0%
9,0%
10,0%
10,5%
11,5%
11,0%
12,0%
12,0%
14,0%
4,0%
4,5%
4,5%
5,5%
6,0%
7,0%
6,0%
6,5%
7,5%
8,0%
5,9475
3,6975
2,2475
0,2475
-0,0025
0,9975
0,0025
0,7975
2,2475
7,0725
3,8025
2,1025
2,1025
0,2025
0,0025
1,1025
0,0025
0,3025
2,4025
4,2025
 
Beta Akuntansi
Data akuntansi seperti misalnya laba akuntansi (accounting earning) dapat juga digunakan untuk mengestimasi Beta.

Beta Fundamental
Beaver, Kettler, dan Scholes (1970) mengembangkan penelitian Ball dan Brown menggunakan tujuh macam variable yang merupakan variable-variabel fundamental.  Sebagian besar variable-variabel tersebut adalah variable-variabel akuntansi sebagai berikut :
  • Dividen Payout: diukur sebagai deviden yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia.
  • Asset Growth perubahan (tingkat pertumbuhan) tahunan dari aktiva total.
  • Leverage didefinisikan sebagai nilai buku total hutang jangka panjang dibagi dengan total aktiva.
  • Liquidity (Current Ratio) yaitu aktiva lancer dibagi dengan hutang lancar.
  • Asset size diukur sebagai logaritma dari total aktiva.
  • Earning Variability diukur dengan nilai deviasi standar dari PER (price earning ratio)
  • Accounting beta diperoleh dari koefisien regresi dengan variable dependen perubahan laba akuntansi dan variable independent (perubahan indeks laba pasar untuk laba akuntansi portofolio pasar)

Penghitungan Koefisien Korelasi
Korelasi menunjukkan hubungan (association) antara suatu variable dengan variable yang lain meskipun demikian hubungan ini bukan merupakan sebab akibat. Sebagai contoh, kalau harga emas naik, dan nilai US$ turun, dikatakan bahwa kedua variable tersebut mempunyai korelasi yang negative.  Korelasi negative berarti kalau variable yang satu naik yang satunya akan turun, dan sebaliknya.  Sedangkan kalau korelasinya positif, kalau variable yang satunya naik yang, variable yang lain juga naik.  Demikian pula kalau variable yang satu turun, variable yang lainnya juga turun.
Meskipun demikian kita tidak bisa mengatakan bahwa kenaikan harga emas akan menurunkan nilai US$ atau sebaliknya.  Kedua variable tersebut tidak mempunyai hubungan sebab akibat

Kalau kita mempunyai data cardinal (yaitu data yang dinyatakan dalam ukuran kuantitatif), seperti tingkat keuntungan investasi, nilai penjualan dan sebagainya, maka rumus yang bisa dipergunakan untuk menghitung koefisien korelasi (= ρ ) adalah :

ρ        =         nΣXY - ΣXΣY
             √ {[n ΣX2   - (ΣX)2 ] [nΣY2 - (ΣY)2 ]}

Berikut ini diberikan contoh tentang penghitungan ρ. Misalkan kita mempunyai tingkat keuntungan saham “ABC” (kita beri notasi X) dan saham “PQR” (kita beri notasi Y).  Untuk menggunakan rumus diatas  digunakan tabel pada halaman berikut :
Dengan  memasukkan angka-angka tersebut ke dalam persamaan di atas, kita memperoleh :

ρ    =  ( 12 ) (0.4022) – (1,990) (2,3900)
           √ (12) (0.3401) – 1,992 ) (12) (0.4887) – 2,392

Koefisien korelasi tersebut positif, tetapi tidak terlalu besar. Ini berarti bahwa meskipun ada kecenderungan kalau tingkat keuntungan “ABC” naik diikuti dengan kenaikan “PQR” (dan sebaliknya), hubungan tersebut tidaklah terlalu kuat, jauh dari angka satu     

Observasi
X
Y
X2
Y2
XY
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
0,1200
0,2000
0,1700
0,1500
0,2000
0,1800
0,1600
0,1900
0,2000
0,1200
0,1300
0,1700

1,9900
0,1500
0,1800
0,1700
0,1800
0,2300
0,2000
0,1900
0,1900
0,2800
0,2000
0,1900
0,2300

2,3900
0,0144
0,0400
0,0289
0,0225
0.0400
0.0324
0,0256
0,0361
0,0400
0,0144
0,0169
0,0289

0,3401
0,0225
0,0324
0,0289
0,0324
0,0529
0,0400
0,0361
0,0361
0,0784
0,0400
0,0361
0,0529

0,4887
0,0180
0,0360
0,0289
0,0270
0,0460
0,0360
0,0304
0,0361
0,0560
0,0240
0,0247
0,0391

0,4022

Regresi
Dalam analisis ekonomi, sering kita merasa tidak cukup dengan sekedar mengetahui bagaimana hubungan (association) antara suatu variable dengan variable yang lain.  Kita ungin memperkirakan apa yang akan terjadi dengan suatu variable apabila variable (atau variable-variabel ) yang lain berubah.  Hubungan fungsional ini dikenal sebagai regresi.

Kadang-kadang hubngan fungsional tersebut berdifat linear dan kadang-kadang tidak. Meskipun demikian, dalam analisis portofolio kita menggunakan hubungan yang bersifat linear. Marilah kita gunakan contoh berikut ini.  Misalkan Y adalah tingkat keuntungan dari suatu dan X adalah tingkat keuntungan portofoliopasar (atau indeks pasar).  Persamaan regresi yang dirumuskan adalah :

 Y = a + bx

Sedangkan

            n ∑XY  - ∑X ∑Y
    b =    n ∑X2   -  (ΣX)2

dan

    a =  Y – bx

Misalkan data seperti pada penghitungan korelasi diatas.  Dengan rumus tersebut kita bisa menghitung :

   b   =  {(12 ) 0, 4022) – (1,99) (2,39)}/{ (12) (0,3401) –(1.99)2}

         =  0,580

Nilai ini merupakn nilai slope kemiringan garis tersebut, Sedangkan untuk nilai a bisa kita hitung sbb :

  X  =  (1,994) /12
       =  0, 1658

  Y  =  2,39/12
      =  0,1991

   a = 0,1991 -  (0,580) (0,1658)
      =  0,1028

Dengan demikian persamaan garis regresinya adalah

Y = 0, 1028 – 0,580 X

PORTOFOLIO : RETURN



PENGUKURAN RETURN REALISASI

Proses Investasi
Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas, yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi tersebut akan dilakukan. Unuk mengambil keputusan tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
  1. Menentukan kebijakan Investasi
    • Pemodal menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa banyak investasi tersebut akan dilaksanakan.  Tujuan investasi harus dinyatakan dalam baik dalam keuntungan maupun resiko.
    • Pemodal yang bersedia menanggung risiko lebih besar (dan kerenanya mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar), akan mengalokasi danya pada sebagian besar sekuritas yang lebih berisiko.
    • Pemodal yang meminjam dana dan menginvestasikan pada berbagai saham, akan menanggung resiko yang lebih tinggi dari pada pemodal yang menggunakan sertus persen modal sendirinya.

  1. Analisis Sekuritas
Tahap ini berarti melakukan analisis terhadap individual atau sekelompok sekuritas.  Ada dua filosofi dalam melakukan analisa sekuritas:
Pertama, mispriced (harganya salah, mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah. Ada berbagai cara untuk melakukan analitis ini, tetapi pada garis besarnya bisa dikelompokkan dua yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental.
  1. Analisa teknikal menggunakan data (perubahan) harga di masa yang lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas di masa yang akan datang.
  2. Analisa fundamental berupaya mengidentifikasi prospek perusahaan (lewat analisis terhadap factor-faktor yang mempengaruhinya) untuk bisa memperkirakan harga saham di masa yang akan datang.

Kedua, adalah mereka yang berpendapat bahwa harga sekuritas adalah wajar, kalaupun ada sekuritas yang mispriced, analis tidak mampu mendeteksinya. Pada dasarnya mereka yang menganut pendapat ini berpendapat bahwa pasar modal efisien.  Dengan demikian pemilihan sekuritas bukan didasarkan atas factor mispriced, tetapi didasarkan atas preferensi risiko para pemodal ( pemodal yang bersedia menanggung risiko tinggi akan memilih saham yang lebih berisiko)

3.     Pembentukan Portofolio
·        Portofolio berarti sekumpulan investasi.
·        Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut .
·        Pemilihan banyak sekuritas (diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung 
   

4.     Melakukan Revisi Portofolio
  • Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, dengan maksud kalau perlu melakukan perubahan terhadap portofolio yang telah dimiliki.

5        Evaluasi kinerja portofolio
·        Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja (performance) portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun resiko yang ditanggung.
·        Tidak benar kalau suatu portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih baik dari portofolio lainnya.

Pengukuran Return
Beberapa pengukuran return realisasi yang banyak digunakan adalah return total, return relative, kumulatif return dan return disesuaikan.

Return total
Return total dari tahun 1990 sampai dengan 1996 dari PT”A” yang membayar dividen tahunan ditunjukkan di tabel berikut ini:
Periode
Harga Saham (Pr)
Dividen (Dr)
Return (Rt)
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1750
1755
1790
1810
2010
1995
1920
1935
100
100
100
150
150
200
200
200
_
0,060
0,077
0,095
0,193
0,047
0,113
0,112
  
Dividen setahun yang dibayarkan adalah sebesar Rp.120,00.  Harga saham bulan kemarin adalah sebesar 1.010 dan bulan ini adalah sebesar Rp. 1.100.  Return total bulan ini adalah 9,10%.
Dividen setahun yang dibayarkan adalah sebesar Rp. 120,00. Harga saham bulan kemarin adalah sebesar Rp. 1.050 danbulan ini adalah sebesar Rp. 1.100. Return total bulan ini adalah 4,76%

Relatif return
Periode
Harga Saham (Pr)
Dividen (Dr)
Return (Rt)
Relatif Return
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1750
1755
1790
1810
2010
1995
1920
1935
100
100
100
150
150
200
200
200
_
0,060
0,077
0,095
0,193
0,047
0,113
0,112
_
1,060
1,077
1,095
1,193
1,047
1,113
1,112

Kemakmuran Relatif
Periode
Return (Rt)
Realif Return
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
_
0,060
0,077
0,095
0,193
0,047
0,113
0,112
_
1,060
1,077
1,095
1,193
1,047
1,113
1,112

Periode
Capital Gain/Loss
Dividen Yield
Perubahan harga
Yield Kumulatif
Indeks Kemakmuran Kumulatif
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
0,0029
0,0199
0,0112
0,1105
-0,0522
0,0079
0,0078
0,0571
0,0570
0,0838
0,0829
0,0995
0,1050
0,1042
1,003
1,023
1,034
1,148
1,088
1,097
1,105
1,057
1,117
1,211
1,311
1,442
1,593
1,759
1,060
1,142
1,250
1,505
1,569
1.747
1,943

Return disesuaikan.  Return yang dibahas sebelumnya adalah return nominal yang hanya mengukur perubahan nilai uang tetapi tidak mempertimbangkan tingkat daya beli dari nilai uang tersebut.  Untuk mempertimbangkan hal ini, return nominal perlu disesuaikan dengan tingkat inflasi yang ada.

Contoh :
Return sebesar 17% yang diterima setahun dari sebuah surat berharga jika disesuaikan dengan tingkat inflasi sebesar 5% untuk tahun yang sama, akan memberikan return riel sebesar :

R = [(1 + 0,17)/(1+0,05)]  - 1
R = 0,11429 atau11,438ki

  • Rata-rata geometrick rata-rata yang memperhatikan tingkat pertumbuhan kumulatif dari waktu kewaktu.
  • Resiko sebagai variabilitas return terhadap return yang diharapkan
  • Resiko realisasi, metode yang banyak digunakan untuk mengukur resiko ini adalah deviasi standar
  • Ketidakpastian berarti investor akan memperoleh return di masa mendatang yang belum diketahui persis nilainya.

Return Ekspektasi
Return ekspektasi dapat dihitung dengan mengalikan masing-masing hasil masa depan (outcome) dengan probabilitas kejadiannya dan menjumlah semua produk perkalian tersebut.
Berikut ini merupakan tiga buah hasil masa depan dengan probabilitas kemungkinan terjadinya untuk masing-masing kondisi ekonomi yang berbeda.
Kondisi Perekonomian
Probabilitas
Tingkat Keuntungan
Makmur
Normal
Resesi
0,20
0,60
0,20
0,30
0,20
0,10

Tingkat keuntungan yang diharapkan akan diperoleh bisa di hitung dengan cara sebagai berikut :
E(Ri)    = 0,20 (0,30) + 0,60 (0,20) + 0,20 (0,10)
            = 0,20 (20%)

Contoh kita hanya memperoleh pengamatan selama enam periode, dan tidak dapat memperkirakan probabilitas suatu tingkat keuntungan akan diperoleh.

Periode
Tingkat Keuntungan
1
2
3
4
5
6
0,20
0,25
0,30
0,20
0,30
0,20

Dalam persolan tersebut, tingkat yang diharapkan dihitung dengan membagi jumlah tingkat keuntungan selama 6 periode dengan jumlah periode, yaitu :
E(Ri)    = (0,20 + 0,25 + 0,30 + 0,20 + 0,30 + 0,20 )/ 6
            = 0,242

MANAJEMEN KEUANGAN

KONSEP DASAR

Tujuan perusahaan :
·  Mencapai laba sebesar-besarnya
·  Untuk memakmurkan pemilik perusahaan  (investor, pemegang saham) tercermin dari deviden, liwiditas dan solvabitas.
·  Memaksimalkan Nilai perusahaan  (harga saham ) membayar deviden.

Pengertian :
Manajemen Keuangan (pembelanjaan) adalah segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana, dan mengelola asset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Dari definisi tersebut ada tiga fungsi utama dalam manajemen keuangan yaitu :
  1. Keputusan investasi (investment Decision)
  2. Keputusan pendanaan (Financial Decision)
  3. Keputusan Pengelolaan Aset (Asset Mangement Decisiion)
 Sejarah Perkembangan Manajemen Keuangan
No
Tahun
Uraian
1
1900
·  Istilah Manajemen Keuangan mulai muncul sebagai suatu bidang ilmu yang terpisah dari ilmu lainnya.
·  Aspek hukum ( merger, akuisisi, perluasan perusahaan, pembentukan perusahaan baru, tata cara go public, penjualan surat2 berharga.
2
1929 - 1933
·  Masa resisi
·  Focus pada analisis masalah kebangkrutan dan reorganisasi.
3
1940 – 1950
Manajemen Keuangan tidak hanya mengatur masalah bagaimana memperoleh dana dan struktur modalnya, namun telah mempelajari bagaimana menggunakan dana secara efektif dan efisien.
4
1960 - 1970
Fokus kebijakan pada nilai perusahaan
Kombinasi optimal dari surat-surat berharga
Pengaruh teori portofolio terhadap keuangan perusahaan dan investasi (return dan resiko)
5
1966
Perekonomian Dunia dilanda inflasi.

1970 -  awal abad 21
Capital Budgeting mengubah focus manajemen keuangan perusahaan dari bidang operasional, modal kerja, sumber dana, anggaran ke konsep teori biya modal  (cost of capital)
Teori portofolio investasi
CAPM (Teori keseimbangan portofolio)
APT (Arbitrage Pricing Theory)

 Tujuan Manajemen Keuangan
  1. Manajemen keuangan merupakan manajemen fungsi keuangan yang terdiri dari keputusan investasi, pendanaan (termasuk kebijakan deviden)dan keputusan pengelolaan asset.
  2. Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan (memaksimumkan kemakmuran pemegang saham) yang diukur dari harga saham perusahaan.
  3. Harga saham perusahaan merupakan refleksi dari keputusan-keputusan investasi pendanaan (termasuk kebijakan dividen) dan pengelolaan asset
 Fungsi Menejer Keuangan, bertanggung jawab atas perencanaan, analisis, dan pengendalian operasi keuangan.

Menurut Fred Weston, perkembangan fungsi keuangan sekarang ini dipengaruhi oleh lima perubahan besar dalam lingkungan eksternal, yaitu :
  1. Perkembangan teknologi yang sangat pesat berakibat pada lebih cepatnya daur hidup dari setiap kehidupan produk.
  2. Kemampuan perusahaan memperoleh laba mengalami penurunan disbanding penjualannya (profit margin) dari hampir seluruh perusahaa.  Penurunan ini terutama terjadi pada sector industri.  Hal ini karena adanya persaingan yang semakin tajam dalam pengembangan produk
  3. Perang Dunia II yang telah menciptakan peluang-peluang bisnis yang memerlukan cara-cara pembiayaan tertentu menyebabkan pertumbuhan ekonomi terus meningkat .
  4. Banyaknya perusahaan-perusahaan berskala besar yang tumbuh memerlukan pengelolaan keuangan yang spesifik,
  5. Adanya institusionalisasi aliran tabungan dan investasi yang membutuhkan para professional di bidang investasi.

SUMBER DANA PERUSAHAAN

Sumber dana : 1. Sumber Eksternal 
a.       Hutang (jangka pendek dan panjang)
b.      Modal sendiri berupa saham
                         2. Sumber Internal
                                 a.  Laba tidak dibagi ( laba ditahan )
                                 b.  Depresiasi (penyusutan)  

Perusahaan dalam mencari dana dari sumber eksternal atau internal, beberapa hal yang diperhatikan dan dipertimbangkan dalam memilih sumber dana yaitu likuiditas, solvabilitas, rentabilitas.

Dana, menunjukkan modal yang tertanam dalam perusahaan maupun sumber modalnya.

Modal dapat dibedakan modal aktif dan modal pasif. Modal aktif menunjukkan penggunaan dana (dalam neraca nampak di sisi aktiva), sedangkan modal pasif menunjukkan sumber dana (dalam neraca nampak disisi passive).

Nilai Waktu Dari Uang
Konsep nilai waktu dari uang berhubungan dengan tingkat bunga yang digunakan dalam perhitungan aliran kas.  Nilai uang saat ini (present value) akan berbeda dengan nilai uang tersebut di waktu yang akan datang  (futuru value) karena adanya factor bunga.
Suatu jumlah uang tertentu yang diterima waktu yang akan dating jika dinilai sekarang maka jumlah uang tersebut harus didiskon dengan tingkat bunga tertentu. (factor bunga dalam kasus ini dinamakan factor diskonto (discount factor).

Sebaliknya apabila suatu jumlah uang tertentu saat ini dinilai untuk waktu yang akan dating, maka jumlah uang tersebut harus digandakan dengan tingkat bunga tertentu (Faktor bunga pada kasus penggandaanini dinamakan factor pengganda atau pemajemukan (compound factor).

Nilai Waktu Yang Akan Datang  (future value)
Bunga Sederhana :
 Si = Po (i) (n)
            Si = Jumlah bunga sederhana
            Po= pinjaman /tabungan pokok
             i  = tingkat bunga per periode waktu dalam persen
             n = jangka waktu

FVn = Po {1 +(i) (n)}

Contoh :
Pak Ali memiliki uang Rp 80.000,00 yang ditabung di bank dengan bunga 10% pertahun selama 10 tahun. Pada akhir  tahun ke 10  jumlah akumulasi bunganya adalah :

Nilai akhir dari sejumlah uang yang didepositokan selama 10 tahun dengan bunga 10% pertahun adalah Rp. 160000,00.  Brapa jumlah uang yang didepositokan tersebut

Bunga Majemuk
Bunga majemuk menunjukkan bahwa bunga yang dibayarkan (dihasilkan) dari pinjaman (investasi) ditambahkan terhadap pinjaman pokok secara berkala

Misalkan seseorang ingin mendepoitokan uangnya di Bank X  sebesar Rp 800.000.  Jika tingkat bunga deposito adalah 8% per tahun dan dimajemukkan setiap tahun, maka menjadi berapakah investasi yang tersebut pada akhir tahun ke 1, 2, 3
  
Nilai Sekarang (Present Value)
Prsesnt value atau nilai sekarang merupakan besarnya jumlah uang pada awal periode yang diperhitungkan atas dasar tingkat bunga tertentu dari suatu uang yang baru akan diterima atau dibayarkan beberapa periode kemudian.

Misalkan berapakah jumlah sekarang yang dapat berkembang menjadi Rp 16.000.0000 pada akhir tahun ke 5 dengan bunga 11%

Anuitas (Annuity)
Anuitas adalah suatu rangkaian pembayaran uang dalam jumlah yang sama yang terjadi dalam periode waktu tertentu, Macamnya :
Anuitas Biasa (anuitas tertunda) merupakan anuitas dari suatu pembayaran yang dilakukan pada akhir periode untuk setiap periode tertentu.
Anuitas Jatuh tempo  (due annuity)  apabila pembayaran dilakukan pada awal periode.

Anuitas Nilai Masa Datang
Sebagai nilai anuitas majaemuk masa datang (masa depan) dengan pembayaran atau penerimaan periodic (R) dan n sebagai jangka waktu anuitas.

Apabila aliran kas Rp 8000 per tahun selama tiga tahun dengan tingkat bunga 8% sebagaimana  niali anuitas berapa.

Tuan B menabung di BCA sebesar Rp 2000 dengan tingkat bunga 12% per tahun dan bunga di bayar 2 kali setahun.  Berapa jumlah tabungan pada akhir tahun pertama, dan berapa pada akhir tahun ke 2

Anuitas Nilai sekarang
Sebagai nilai i anuitas majemuk saat ini (sekarang) dengan pembayaran atau penerimaan periodic ( R ) dan n sebagai jangka waktu anuitas

Kita menerima pembayaran sebesar Rp. 8000 tiap tahun selama tiga tahun. Apabila nilai pembayaran tersebut dinilai sekarang dengan bunga 8% per tahun maka aliran kas per tahun adalah.

Nilai Perusahaan :
Merupakan proses penentuan harga surat berharga atau aktiva (asset) modal yang ada di suatu perusahaan.

Penilaian Obligasi :
Metode singkat  (Short cut formula)
Metode nilai sekarang (present value)

Penilaian Saham Preferen
Penilaian  Saham Biasa
Nilai saham dengan Perumbuhan Dividen Nol
Nilai saham dengan Perumbuhan Dividen Konstan
Nilai saham dengan Perumbuhan Dividen Tidak Konstan


Prinsip-prinsip Keuangan

Prinsip-prinsip keuangan terdiri atas himpunan pendapat-pendapat yang fundamental yang membentuk dasar untuk teori keuangan dan pembuatan keputusan keuangan.

  1. Prinsip Self Interest Behavior (Orang akan memilih tindakan yang memberikan keuntungan (secara keuangan) yang  terbaik bagi dirinya.)
  2. Prinsip Risk Aversion (Orang akan memperoleh alternative dengan rasio keuntungan dan resiko terkecil)
  3. Prinsip Diversification (Tindakan diversifikasi adalah menguntungkan karena dapat meningkatkan rasio antara keuntungan dan resiko.)
  4. Pinsip Two Sided Transaction (dalam membuat keputusan keuangan perlu memperhatikan sisi lawan transaksi kita (win-win) tidak sekedar zero-sum games
  5. Prinsip Incremental Benefit (Keputusan keuangan harus didasarkan pada selisih antara nilai dengan suatu alternative dan nilai tanpa alternative tersebut).
  6. Prinsip Signaling (setiap tindakan mengandung informasi)
  7. Prinsip Capital Market Efficiency (Efisisien secara informasi dan efisien secara operasi)
  8. Prinsip Risk-Return Trade off (high risk – high return)
  9. Prinsip Option (option menjadi dasar pengembangan sekuritas (derivative security) yang berguna untuk melakukan hedging (tindakan pengurangan risiko)
  10. Prinsip Time Value of Money (bahwa sejumlah uang saat ini tidak sama nilainya dengan sejunlah uang yang sama di masa mendatang