Monday, 1 October 2012

PORTOFOLIO : RETURN



PENGUKURAN RETURN REALISASI

Proses Investasi
Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas, yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi tersebut akan dilakukan. Unuk mengambil keputusan tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
  1. Menentukan kebijakan Investasi
    • Pemodal menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa banyak investasi tersebut akan dilaksanakan.  Tujuan investasi harus dinyatakan dalam baik dalam keuntungan maupun resiko.
    • Pemodal yang bersedia menanggung risiko lebih besar (dan kerenanya mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar), akan mengalokasi danya pada sebagian besar sekuritas yang lebih berisiko.
    • Pemodal yang meminjam dana dan menginvestasikan pada berbagai saham, akan menanggung resiko yang lebih tinggi dari pada pemodal yang menggunakan sertus persen modal sendirinya.

  1. Analisis Sekuritas
Tahap ini berarti melakukan analisis terhadap individual atau sekelompok sekuritas.  Ada dua filosofi dalam melakukan analisa sekuritas:
Pertama, mispriced (harganya salah, mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah. Ada berbagai cara untuk melakukan analitis ini, tetapi pada garis besarnya bisa dikelompokkan dua yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental.
  1. Analisa teknikal menggunakan data (perubahan) harga di masa yang lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas di masa yang akan datang.
  2. Analisa fundamental berupaya mengidentifikasi prospek perusahaan (lewat analisis terhadap factor-faktor yang mempengaruhinya) untuk bisa memperkirakan harga saham di masa yang akan datang.

Kedua, adalah mereka yang berpendapat bahwa harga sekuritas adalah wajar, kalaupun ada sekuritas yang mispriced, analis tidak mampu mendeteksinya. Pada dasarnya mereka yang menganut pendapat ini berpendapat bahwa pasar modal efisien.  Dengan demikian pemilihan sekuritas bukan didasarkan atas factor mispriced, tetapi didasarkan atas preferensi risiko para pemodal ( pemodal yang bersedia menanggung risiko tinggi akan memilih saham yang lebih berisiko)

3.     Pembentukan Portofolio
·        Portofolio berarti sekumpulan investasi.
·        Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut .
·        Pemilihan banyak sekuritas (diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung 
   

4.     Melakukan Revisi Portofolio
  • Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, dengan maksud kalau perlu melakukan perubahan terhadap portofolio yang telah dimiliki.

5        Evaluasi kinerja portofolio
·        Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja (performance) portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun resiko yang ditanggung.
·        Tidak benar kalau suatu portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih baik dari portofolio lainnya.

Pengukuran Return
Beberapa pengukuran return realisasi yang banyak digunakan adalah return total, return relative, kumulatif return dan return disesuaikan.

Return total
Return total dari tahun 1990 sampai dengan 1996 dari PT”A” yang membayar dividen tahunan ditunjukkan di tabel berikut ini:
Periode
Harga Saham (Pr)
Dividen (Dr)
Return (Rt)
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1750
1755
1790
1810
2010
1995
1920
1935
100
100
100
150
150
200
200
200
_
0,060
0,077
0,095
0,193
0,047
0,113
0,112
  
Dividen setahun yang dibayarkan adalah sebesar Rp.120,00.  Harga saham bulan kemarin adalah sebesar 1.010 dan bulan ini adalah sebesar Rp. 1.100.  Return total bulan ini adalah 9,10%.
Dividen setahun yang dibayarkan adalah sebesar Rp. 120,00. Harga saham bulan kemarin adalah sebesar Rp. 1.050 danbulan ini adalah sebesar Rp. 1.100. Return total bulan ini adalah 4,76%

Relatif return
Periode
Harga Saham (Pr)
Dividen (Dr)
Return (Rt)
Relatif Return
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1750
1755
1790
1810
2010
1995
1920
1935
100
100
100
150
150
200
200
200
_
0,060
0,077
0,095
0,193
0,047
0,113
0,112
_
1,060
1,077
1,095
1,193
1,047
1,113
1,112

Kemakmuran Relatif
Periode
Return (Rt)
Realif Return
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
_
0,060
0,077
0,095
0,193
0,047
0,113
0,112
_
1,060
1,077
1,095
1,193
1,047
1,113
1,112

Periode
Capital Gain/Loss
Dividen Yield
Perubahan harga
Yield Kumulatif
Indeks Kemakmuran Kumulatif
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
0,0029
0,0199
0,0112
0,1105
-0,0522
0,0079
0,0078
0,0571
0,0570
0,0838
0,0829
0,0995
0,1050
0,1042
1,003
1,023
1,034
1,148
1,088
1,097
1,105
1,057
1,117
1,211
1,311
1,442
1,593
1,759
1,060
1,142
1,250
1,505
1,569
1.747
1,943

Return disesuaikan.  Return yang dibahas sebelumnya adalah return nominal yang hanya mengukur perubahan nilai uang tetapi tidak mempertimbangkan tingkat daya beli dari nilai uang tersebut.  Untuk mempertimbangkan hal ini, return nominal perlu disesuaikan dengan tingkat inflasi yang ada.

Contoh :
Return sebesar 17% yang diterima setahun dari sebuah surat berharga jika disesuaikan dengan tingkat inflasi sebesar 5% untuk tahun yang sama, akan memberikan return riel sebesar :

R = [(1 + 0,17)/(1+0,05)]  - 1
R = 0,11429 atau11,438ki

  • Rata-rata geometrick rata-rata yang memperhatikan tingkat pertumbuhan kumulatif dari waktu kewaktu.
  • Resiko sebagai variabilitas return terhadap return yang diharapkan
  • Resiko realisasi, metode yang banyak digunakan untuk mengukur resiko ini adalah deviasi standar
  • Ketidakpastian berarti investor akan memperoleh return di masa mendatang yang belum diketahui persis nilainya.

Return Ekspektasi
Return ekspektasi dapat dihitung dengan mengalikan masing-masing hasil masa depan (outcome) dengan probabilitas kejadiannya dan menjumlah semua produk perkalian tersebut.
Berikut ini merupakan tiga buah hasil masa depan dengan probabilitas kemungkinan terjadinya untuk masing-masing kondisi ekonomi yang berbeda.
Kondisi Perekonomian
Probabilitas
Tingkat Keuntungan
Makmur
Normal
Resesi
0,20
0,60
0,20
0,30
0,20
0,10

Tingkat keuntungan yang diharapkan akan diperoleh bisa di hitung dengan cara sebagai berikut :
E(Ri)    = 0,20 (0,30) + 0,60 (0,20) + 0,20 (0,10)
            = 0,20 (20%)

Contoh kita hanya memperoleh pengamatan selama enam periode, dan tidak dapat memperkirakan probabilitas suatu tingkat keuntungan akan diperoleh.

Periode
Tingkat Keuntungan
1
2
3
4
5
6
0,20
0,25
0,30
0,20
0,30
0,20

Dalam persolan tersebut, tingkat yang diharapkan dihitung dengan membagi jumlah tingkat keuntungan selama 6 periode dengan jumlah periode, yaitu :
E(Ri)    = (0,20 + 0,25 + 0,30 + 0,20 + 0,30 + 0,20 )/ 6
            = 0,242

No comments: