Monday 1 October 2012

PORTOFOLIO : PENILAIAN KINERJA



Penilaian Kinerja Portofolio

Dua cara yang bisa dilakukan dalam penilaian kinerja portofolio adalah :
  1. Melakukan perbandingan langsung
  2. Menggunakan ukuran kinerja tertentu.

Perbandingan Langsung
Salah satu cara membandingkan kinerja suatu portofolio (biasanya diwakili oleh mutual funds) adalah dengan membandingkannya dengan portofolio lain yang mempunyai resiko kurang lebih sama.

Suatu portofolio yang memberikan tingkat keuntungan lebih tinggi belum tentu lebih baik kalau ternyata juga mempunyai resiko yang lebih tinggi.

Penelitian yang dilakukan ole Friend, Blume, dan Crockett dan dikutip oleh Elton dan Gruber (1991,h.645), menunjukkan hasil sebagai berikut


Resiko
Jumlah dalam sample
Rata-Rata  Varince
Rata-Rata  Keuntungan
Mutual Fund
Portofolio Acak
Mutual Fund
Portofolio Acak
Mutual Fund
Portofolio Acak
Rendah
Sedang
Tinggi
43
25
18
62
51
50
0,00120
0,00182
0,00280
0,00118
0.00184
0,00279
0,102
0,118
0,138
0,128
0,142
0,162

Tabel tersebut menunjukkan bahwa ukuran resiko yang dipergunakan adalah variance (yaitu bentuk kuadarat dari deviasi standart) tingkat keuntungan portofolio. 

Mutual funds, yaitu portofolio yang dikelola oleh managed investment companies (artinya para professional), dibandingkan dengan portofolio yang dipilih secara acak.

Perbandingan dilakukan atas dasar rata-rata variance yang kurang lebih sama, dan dikelompokkan sebagai resiko rendah, sedang, dan tinggi.

Perhatikan bahwa rata-rata variance dalam kelompok risiko yang sama, antara manual funds dan portofolio yang dipilih  secara acak dan dihitung dengan bobot yang sama, kurang lebih juga sama.

Tetapi kalau dari kolom Rata-rata keuntungan, ternyata rata-rata tingkat keuntungan dari mutual fund selalu lebih rendah apabila dibandingkan dengan tingkat keuntungan portofolio-portofolio yang dipilih secara acak.  Hasil ini mengundang pertanyaan tentang kemampuan para manajer mutual fund dalam mengelola dana yang dipercayakan kepada mereka.

Cara yang sama dilakukan untuk beta sebagai ukuran risiko oleh peneliti-peniliti yang sama, dan juga.  Hasilnya sbb:



Risiko
Jumlah Dalam Sampel
Rata-Rata Varince
Rata-Rata
Keuntungan
Mutual Fund
Portofolio Acak
Mutual Fund
Portofolio Acak
Mutual Fund
Portofolio Acak
Rendah (0,5-0,7)
Sedang (0,7- 0,9)
Tingggi (0,9-1,1)
28
53
22
17
59
60
0,614
0,786
0,992
0,642
0,800
0,992
0.091
0,106
0,135
0,128
0,131
0,137

Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa pemilihan portofolio secra acak, dengan bobot yang sama ternyata juga menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada kelompok beta yang kurang lebih sama.

Menggunakan Ukuran Kinerja tertentu
Ada empat parameter yang bisa dipergunakan sebagai ukuran kinerja portofolio.  Parameter-parameter tersebut dikaitkan dengan, baik resiko total maupun resiko sistematis. Paramater-parameter tersebut adalah :
  1. Excess return to variability measure
  2. Differential return dengan risiko sebagai deviasi standar
  3. Excess return to beta
  4. Differential return dengan risiko diukur sebagai beta 

Excess return to variability measure.  Sewaktu menggambarkan kombinasi dari berbagai portofolio yang efisisen tetapi berisiko, akan memperoleh kurva melengkung.  Kalau kita hitung rasio excess return terhadap deviasi standart maka rasio yang kita hitung tersebut tidak lain adalah kemiringan garis yang menghubungkan portofolio yang beresiko denagn RF. Kemiringan ini bisa dinyatakan sebagai [E(RP) – RF]/σP  dan ukuran ini disebut Sharpe Measure (ukuran sharpe).

Karena semakin besar kemiringan garis tersebut berarti semakin menarik portofolio yang membentuk garis lurus tersebut, maka semakin besar ratio excess return terhadap deviasi standar, makin menarik portofolio tersebut.

Misalkan kita mempunyai dua portofolio A dan B yang mempunyai karakteristik sebagai berikut.  RA = 0,23; dan RB = 0,24; Rf= 0,14; σA=0,12, sedangkan,   σB= 0,15.  Dengan demikian maka :
Sharpe Meassure A = (0,23 – 0,14)/0,12  = 0,750

Sharpe Meassure B = (0,25 – 014)/0,15 = 0,733

Excess return to beta ratio.  Perhitungan untuk menentukan portofolio optimal akan sangat dimudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dimasukkan ke dalam portofolio optimal.  Angka tersebut adalah rasio antara ekses return  dengan beta (excess return to beta ratio).  Rasio ini adalah :


            ERBi = E(Ri) – RBR
                                 βi          
                     
Notasi :

ERBi   = Excess return to beta sekuritas ke –i
E(Ri)  = Return ekspektasi berdasarkan model indeks tunggal untuk sekuritas ke –i
RBR      = Return Aktiva bebas resiko
βi           = Beta sekuritas ke-i

Excess return didefinisikan sebagai selisih retun ekspektasi denganaktiva bebas resiko.  Excess return to beta berarti mengukur kelebihan return relative terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta.  Rasio ERB ini juga menunjukkan hubungan antara dua factor penentu investasi, yaitu return dan resiko

Portofolio yang optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB yang tertinggi.  Aktiva-aktiva dengan rasio ERB yang rendah akan dimasukkan ke dalam portofolio optimal.  Dengan demikian diperlukan  sebuah titik pembatas (cut-off) yang menentukan batas nilai ERB barapa yang dikatakan tinggi.  Besarnya titik pembatas ini dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut ini:

Urutkan sekuritas-skuritas berdasarkan nilai ERB terbesar ke nilai ERB terkecil. Sekuritas-sekuritas dengan nilai ERB terbesar merupakan kandidat untuk dimasukkan ke portofolio optimal.

Hitungnilai Ai dan Bi untuk masing-masing sekuritas ke-i sebagai berikut :

Ai = [ E(Ri) – RBR] βi        dan
                σei2

Bi = βi2
        σei2
   
Notasi :
σei2  = varian dari kesalahan residu sekuirtas ke-i yang juga merupakan risiko unik atau risiko tidak sitimatik

Hitung nilai Ci :

                  i
        σM2   Σ   Aj
                J=1
Ci = ----------------------
                         i
         1 +  σM2  Σ    βi
                       J=1

Notasi :
        σM2  = varian dari return indeks pasar.

Ci adalah nilai c untuk sekuritas ke-I yang dihitung dari kumulasi nilai-nilai A1 sampai dengan Ai dan nilai-nilai B1 sampai dengan Bi.  Misalnya C3 menunjukkan nilai C untuk sekuritas ke-3 yang dihitung dari kumulasi A1. A2, A3 dan B1, B2, B3.

Besarnya cut-off point (C*) adalah nilai Ci dimana nilai ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai Ci

Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik C*.  Sekuritas-sekuirtas yang mempunyai ERB lebih kecil dengan ERB titik C* tidak diikutsertakan dalam pembentukan portofolio optimal.

Contoh :
Misalnya suatu pasar modal mempunyai 15 buah saham yang tercatat.  Data return ekspektasi (Ri), Beta (βi) dan resiko tidak sistimatik (σei2) untuk masing-amsing sekuirtas dapat dilihat di bawah.  Misalnya lagi diketahui bahwa return aktiva bebas reiko (RBR) adalah sebesar 10% dan varian indeks pasar (σM2) adalah 10%
 Data untuk menghitung portofolio optimal model indeks tunggal
Nama Saham
E(Ri)
βi
σei2
ERBi
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
20
19
17
15
17
27
12
11
12
14
15
23
22
15
25
2,00
1,50
1,50
1,20
1,40
2,00
1,00
0,80
0,75
1,20
1,25
1,50
1,20
1,50
1,80
5,0
4,0
3,0
1,5
2,5
7,5
5,5
3,0
3,5
4,0
4,5
5,0
3,5
2,5
2,0
5,00
6,00
4,67
4,17
5,00
8,50
2,00
1,25
2,67
3,33
4,00
8,67
10,00
3,33
8,33
 
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung nilai ERB untuk masing-masing sekuirtas ke-i .  Hasil perhitungan ERB, ini tampak di kolom terakhir.  Langkah selanjutnya adalah mengurutkan tabel dari ERB , tertinggi ke terkecil. Kemudian nilai Ai, Bi, dan Ci untuk masing-masing sekuritas dapat dihitung yang hasilnya disajikan di tabel berikut ini.

Nama
Saham
E(Ri)
βi
σei2
ERBi
Ai
Bi
Σ Ai
Σ Bi
Ci
M
L
F
O
B
A
E
C
D
K
J
N
I
G
H
22
23
27
25
19
20
17
17
15
15
14
15
12
12
11
1,20
1,50
2,00
1,80
1,50
2,00
1,40
1,50
1,20
1,25
1,20
1,50
0,75
1,00
0,80
3,5
5,0
7,5
2,0
4,0
5,0
2,5
3,0
1,5
4,5
4,0
2,5
3,5
5,5
3,0
10,00
8,67
8,50
8,33
6,00
5,00
5,00
4,67
4,17
4,00
3,33
3,33
2,67
2,00
1,25
4,114
3,900
4,533
13,500
3,375
4,000
3,920
3,500
4,000
1,389
1,200
3,000
0,429
0,364
0,267
0,411
0,450
0,533
1,620
0,563
0,800
0,784
0,750
0,960
0,347
0,369
0,900
0,161
0,182
0,213
4,114
8,014
12,548
26,048
29,423
33,423
37,343
40,843
44,843
46,232
47,432
50,432
50,860
51,224
51,490
0,411
0,861
1,395
3,015
3,577
4,377
5,161
5,911
6,871
7,218
7,578
8,478
8,639
8,821
9,034
8,045
8,336
8,394
8,363
8,001
7,465
7,098
6,794
6,432
6,317
6,177
5,879
5,820
5,742
5,637

Di kolom Ci, nilai C* adalah sebesar 8,394, yaitu untuk sekuritas “F” dengan nilai ERB sebesar 8,50 yang merupakan nilai ERB terakhir kali masih lebih beasr dari nilai Ci, Nilai ERB selanjutnya yaitu 8,33 untuk sekuritas “O” sudah lebih kecil dari nilai Ci yaitu sebesar 8,363. Oleh karena itu, sekuritas “O” sudah tidak dimasukkan sebagai bagian dari portofolio optimal.  Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio adalah sekuritas-sekuritas yang mempunyai ERB lebih besar dari Ci, yaitu sekuritas-sekuirtas “F”, “M”. dan “L”. 
            Setelah sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal telah dapat ditentukan pertanyaan berikutnya adalah berapa besar proporsi masing-masing sekuritas tersebut di dalam portofolio optimal.  Besarnya proporsi untuk sekuritas ke-i adalah sebesar :
                  Xi
     W = ---------
                 k
                 Σ Xj
                 j = 1

dengan nilai X, adalah sebesar :

            βi
Xi  =  -------- (ERBi – C*)
            σei2

Wi = propori sekuritas ke-1
k = jumlah sekuritas diportofolio optimal
βi = Beta sekuritas ke-i
σei2   = varian dari kesalahan residu sekuritas ke i
ERBi = exces retur to Betasekuritas jei
C*    = nilai cut-off oint yang merupakan nilai terbesar

Contoh :
Dari contoh sebelumnya, terdapat tiga buah sekuritas yang membentuk portofolio optimal yang tampak sbb :
i
Nama
Saham
E(Ri)
βi
σei2
ERBi
Ci
Xi
Wi
1
2
3
M
L
F
22
23
27
1,20
1,50
2,00
3,5
5,0
7,5
10,00
8,67
8,50
8,045
8,336
8,394*
0,551
0,083
0,029
0,8323
0,1254
0,0423


Nilai Xi dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut :

X1 = (1,20/3,5) (10,00 – 8,394) = 0,551
X2 = (1,50/5,0) (  8,67 – 8,394) = 0,083
X3 = (2,00/7,5) (  8,50 – 8,394) = 0,028

Besarnya nilai jumlah X adalah sebesar X1 + X2 + X3 atau 0,551 + 0,083 + 0,028 = 0,662. Nilai Wi yang merupakan proporsi sekuritas ke –i dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut :
W1 = 0,551/0,662 = 0,8323 = 83,23%
W2 = 0,083/0,662 = 0,1254 = 12,54%
W3 = 0,028/0,662 = 0,0423 =   4,23%

No comments: